BAHAN WAWANCARA SELAMA RETRET How few people realize what God would do for them if they were to give themselves up wholly into his hands! Apa saja yang bisa disharingkan sebagai Bahan Wawancara: Apa yang telah terjadi dan telah Anda alami dalam waktu doa (dan di luar jam doa), umpamanya: rasa gembira, takut, gelisah, damai, kacau, konsolasi, desolasi, kekosongan, kegersangan, terang, gelap, kehadiran Tuhan, atau ‘absen’ Tuhan, merasa diperkuat dalam iman, pengharapan, cinta kasih atau sebaliknya, merasa sedang ‘dibebaskan’ oleh Tuhan, atau merasa sangat tidak bebas karena suatu hal, daya tarik suatu panggilan yang rupanya berasal dari Tuhan. Cara Anda berdoa: bagaimana Anda telah melihat Anda sendiri dalam cahaya doa. Apa saja yang menghalangi kemajuan doa Anda: ke arah mana Anda didorong oleh Tuhan?. Apa saja yang dikatakan/dijelaskan Tuhan kepada Anda. Pertanyaan-pertanyaan, godaan-godaan, kesulitan-kesulitan yang timbul dan yang tetap mengacau waktu doa atau waktu di luar jam doa. Gangguan-gangguan dan pikiran-pikiran yang membuat Anda kacau. Malahan hal-hal yang kelihatan sepele, misalnya kesehatan Anda, lelah, bosan, mimpi-mimpi dll. Yang penting apa yang sungguh Anda rasakan, rindukan, pikirkan. Jangan memakai kedok sok suci. Jangan mengungkapkan perasaan atau keinginan yang tidak sesuai dengan kenyataan hati Anda. Jangan hanya mau menyenangkan Pembimbing, atau perasaan-perasaan yang seharusnya ada. When everything goes favorably, beware lest all is not so well as it might be with the service of GodSemakin Pembimbing mengetahui apa yang telah terjadi dalam diri Anda, semakin dia dapat menolong Anda dengan misalnya mengusulkan bahan yang cocok, agar Anda semakin menjadi peka akan caranya Roh Kudus ingin membimbing Anda. Baru bila Pembimbing melihat siapakah Anda sebenarnya, siapakah Anda dalam mata Tuhan, makin Pembimbing dapat menolong Anda agar mengenal dan mencintai Pembimbing Sebenarnya yaitu ROH KUDUS sendiri. Oleh karena Pembimbing sadar bahwa Roh Kuduslah Pembimbing Utama, maka Pembimbing tidak akan banyak bicara, tetapi akan mendengarkan dengan sebaik mungkin, ia tidak akan terlalu mengarahkan Anda, atau memaksakan gagasan-gagasannya sendiri kepada Anda. Sekali sehari, selama kurang lebih 45 menit Anda akan bertemu dengan Pembimbing Anda. Ada kebiasaan dalam pertemuan ini dibuka dengan suatu doa singkat spontan, entah dari Anda sendiri atau dari Pembimbing. Doa ini menentukan suasana dalam mana wawancara akan berlangsung. Yang terutama berbicara dalam wawancara adalah Anda sendiri. Wawancara bukan tanya jawab saja. Makin relaks dan makin biasa makin baik. Banyak orang merasa tertolong bila membawa catatan-catatan yang telah dibuat setelah meditasi/kontemplasi. Catatan ini misalnya mengenai: terang, rahmat yang diterima dll. Makin jujur dan sederhana dalam membuat catatan ini, semakin menolong Anda sendiri. Yang penting dalam retret : menjadi sadar akan caranya Anda digerakkan dan dibimbing oleh Roh Kudus sendiri sekarang dan disini. Menjadi sadar pula ketidakbebasan yang terdapat dalam diri Anda. Pembimbing Retret – bahkan bila seorang imam, tidak perlu/tidak harus menjadi bapa pengakuan. Ada bedanya antara sakramen rekonsiliasi dan bimbingan rohani. Tujuan retret bukan pertama-tama untuk mempersiapkan diri untuk menerima sakramen tobat. Sakramen rekonsiliasi ada tempatnya dalam retret ini. Silahkan minta pada pembimbing jika diperlukan. Meskipun begitu, usaha serius dari pihak pengikut untuk mengutarakan godaan-godaan dan perasaan-perasaan takut, konsolasi/desolasi, cahaya yang dianugerahkan Tuhan, gerak hati yang dialami dalam batinnya, justru itulah yang merupakan keuntungan utama dalam retret terbimbing ini. Pembimbing akan mendengarkan, kadang akan menerangkan, dan sedapat-dapatnya menyesuaikan proses perkembangan/dinamika retret Anda, selaras dengan cara pengikut dibimbing Tuhan, serta menjawab kepada Tuhan. Tanpa keterbukaan itu antara pengikut retret dan pembimbing, retret tidak mungkin dapat disesuaikan dan diarahkan sedemikian rupa, sehingga pengikut retret akan bertumbuh maju. Percakapan dalam wawancara ini bersifat rahasia. Pembimbing akan dan harus menjaga kerahasiaan isi percakapan ini. Budiarto Gomulia, SJ