PEMBEDAAN ROH: RAHMAT SEKALIGUS SENI Virtue and holiness of life can do a great deal, almost everything, with men, as well as with God Aku adalah rentetan pilihanku Hidup adalah suatu pilihan, bukan sekedar kewajiban ataupun aliran alami begitu saja. Setiap jengkal kehidupan tersedia ruang dan waktu yang menawarkan banyak ragam pilihan. Saya adalah apa yang saya pilih, meminjam istilah YOU ARE WHAT YOU EAT, Gillian McKeith. Saya menjadi saya seperti sekarang ini karena rentetan pilihan hidup yang saya tentukan. Meski kadang merasakan bahwa saya terjebak oleh situasi sedimikian rupa sehinggan merasa tidak ada pilihan lain. It is God’s habit to put just so much value on anything as that thing is joined to him as an instrument for doing good.Memilih, ternyata bukan aktifitas yang mudah. Memilih itu membutuhkan waktu, tenaga, membutuhkan pula pengetahuan, teori, penerapan praktis dan terutama membutuhkan doa pribadi. Tidak cukup hidup hanya menyandarkan rahmat dari Allah secara pasif. Rahmat menjadi rahmat kalau itu diupayakan dengan segala macam cara. Artinya rahmat mengandaikan seni, latihan dan usaha kita. Inilah seni Pembedaan Roh. Pembedaan Roh sebagai seni Karunia membedakan Roh tidak serta merta hadir atau turun bagaikan durian jatuh begitu saja. Rahmat ini mengandaikan upaya dan usaha kita. Kalau kita menyebut ini adalah olah seni, olah batin dan olah rasa, maka dari itu memerlukan waktu, pengetahuan, latihan trus menerus, pelatih dll. Seorang ahli seni, entah musik, lukis, tari, itu semua memerlukan latihan tiap hari, bahkan berjam-jam, contoh penyanyi seperti Rihana, Afgan, Waljinah butuh berjam-jam tiap hari untuk olah suara. Juga atlet terkemuka, seperti Ronaldo jago sepakbola, Jokovic atlet tenis setiap hari musti latihan dan latihan dengan susah payah. Demikian pula kemampuan olah batin, olah roh atau Pembedaan Roh mempunyai prinsip yang sama. Ramon Baitusta SJ dalam bukunya SCHOOLED BY THE SPIRIT, menandaskan bahwa insan yang terdidik oleh Roh musti melalui 4 tahapan, yaitu: Mempelajari, Memperbicangkan, Menghayati dan Mendoakan. Hal ini mengandaikan waktu dan pelatihan serta kesabaran. Pengalaman jatuh bangun, salah menilai dan salah merasakan antara Roh baik dan roh jahat juga bagian dari seni itu. Artinya dididik oleh Roh itu adalah proses selama hidup. Pembedaan Roh terarah kepada Pilihan Santo Ignasius melalui Latihan-Latihan Rohani menempatkan jati diri manusia sebagai makluk ciptaan Allah yang mempunyai keterarahan memuji dan memulyakan-Nya. Lewat seni membedakan Roh baik atau jahat, kita diundang untuk memutuskan dan memilih Roh Baik dan meninggalkan roh jahat. Mengenal Roh baik ini mengantar kita mampu menemukan kehendak Allah dan sekaligus melakukan kehendak-Nya. Mengikuti Yesus adalah sebuah pilihan. Hal ini tidak peduli apakah kita baik atau berdosa. Kasih Allah yang lebih agung dan besar mengalahkan kedosaan kita sehingga kita mau dengan rela mengikuti Yesus lebih dekat, melalui proses memahami dan mencintai-Nya. Cinta inilah yang menjadi Asas dan Dasar pilihan kita dan karenanya sekarang terbentanglah arah tujuan hidup kita, yaitu: Memulyakan dan mengabdi Tuhan melalui Gereja mempelai-Nya, sesama dan lingkungan hidupnya. L. Priyo Poedjiono, SJ